KLANGONAN
Sebuah Desa di Pertengahan Kota Gresik
Desaku yang kucinta, pujaan hatiku.
Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku.
Tak mudah kulupakan.
Tak mudah bercerai.
Selalu kurindukan,
desaku yang permai.
Masih ingat bagaimana menyanyikan lirik lagu tersebut?
Ya, bagi yang lupa atau belum tahu silakan cari di Youtube
Di antara kata-kata dalam lirik lagu tersebut ada dua kata yang saya perhatikan yaitu kata ‘desa’ dan ‘permai’. Gambaran dari makna ‘desa’ dan ‘permai’ yang pernah kita alami sewaktu kecil seperti selama duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) adalah sangat kontras dengan kenyataan sebenarnya. Maksud kita yaitu cukup berbeda atau bisa dikatakan tidak benar-benar sama. Desa Klangonan bukanlah desa yang memiliki hamparan sawah atau terbentang savana hijau yang indah, sungai yang mengalir dari dataran tinggi yang sejuk, maupun terdapat pemandangan pohon-pohon yang rimbun di suatu bagian desa.
Tidak sama, bukan berarti buruk melainkan setiap desa memilki takdirnya masing-masing berada di jenis wilayah yang seperti apa yang tentu memengaruhi pemaknaan ruang desa sebenarnya. Seperti pada Desa Klangonan, sebuah desa yang memiliki struktur tanah berkapur dan cukup tandus meski termasuk di dataran tinggi. Namun, untuk ketersediaan air bersih masih terbilang aman dan bisa dikatakan terbersih se-Kecamatan. Adapun beberapa peninggalan historis dari masa Sunan Giri, di antaranya adanya Telaga Pati dan Telaga Kerobokan.
Desa Klangonan berada dekat dengan kawasan Makam Sunan Giri, Jawa Timur. Berada di dataran bukit tinggi yaitu Gunung Giri yang termasuk Kecamatan Kebomas. Di wilayah Kebomas, juga ada desa lain yang juga disebut perkampungan, di antara yaitu Kampung Kajen, Kampun Giri Gajah, Kampung Pedukuan, dan Kampung Sidomukti. Beberapa kampung/desa tersebut juga berada di wilayah bukit Giri. Namun, apabila sudah menuruni wilayah bukit Giri – di sekelilingnya, maka akan kita temui wilayah perkotaan aktif yaitu Kota Gresik. Oleh karena itu, seperti desa saya tersebut dapat terbilang sebuah desa yang berada di pertengahan kota.
Di Desa Klangonan, banyak warga yang memiliki usaha/industri rumahan yang sejak dahulu masih ada sampai sekarang. Di antaranya ada yang memproduksi makanan ringan, makanan atau jajanan tradisonal, krupuk khas Klangonan, kerajinan tangan/tradisonal termasuk dari kayu dan kuningan, serta juga bidang konveksi. Berdasarkan letak geografis yang dapat memengaruhi perkembangan industri rumahan/pekerjaan warga, di Klangonan masih tidak terdapat pekerja sebagai petani meski masih ada wilayah tanah kosong/luas di Desa Klangonan. Namun, tidak dipergunakan untuk pertanian atau perkebunan besar tetapi kemungkinan masih dipertahankan sebagai wilayah hijau bebas guna di Desa Klangonan. Kesadaran atas lingkungan hijau menurut saya masih terbilang aman jika melihat rupa tiap rumah yang masih menjaga kebersihan dan keasrian desanya.
Setiap tahun di Desa Klangoan juga terus mengalami perubahan, khususnya terhadap infrastrukturnya. Saya berharap dari aspek tersebut juga mampu mengembangkan kepedulian dan partisipasi tiap warga terhadap segala yang dimiliki desanya. Saya pun juga berharap kepada salah satu organisasi yang terdapat desa saya yaitu Karang Taruna Desa Klangonan untuk tetap berjuang menjaga hubungan sosialnya beserta realisasi dari berbagai gagasannya.